TUGAS
INDUVIDU
RESENSI
BUKU
DIAJUKAN
KEPADA: BAPAK IBI SATIBI, S. Ag, M. Ag
OLEH
:LIFATIN NADA (15830049)
MAHASISWA KEUANGAN SYARIAH B 2015
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SUNAN KALI JAGA
TRAGEDI KEMANUSIAAN
YANG BERSEBRANGAN DENGAN NILAI KETUHANAN
Judul :
Mencoreng Wajah Tuhan
Pengarang :
Suwito Ns
Tebal :
216 halaman
Penerbit :
STAIN Puurwokerto Press
Tempat terbit :
Purwokerto
Tahun terbit :
2005
Cetakan :
pertama
Oleh
karena objek pembahasan dalam buku ini adalah manusia maka yang pertama
dibahasa dalam buku ini adalah awal penciptaan manusia dan hakikat manusia itu
sendiri. Menurut Sartre manusia adalah makhlul yang unik dalam arti bahwa
manusia memiliki kehebatan di banding makhluk lain dan Manusia adalah makhluk
yang eksitensinya mendahului esensinya. Dalam islam manusia adalah makhluk
ciptaan tuha ynag paling sempurna yang berperan sebagai wakil tuhan di bumi (khalifah fil ardh). Ketika berbicara
tentang penciptaan manusia, Al-qur’an menyebutkan bahwa mnusia diciptakan dari
tanah akan tetapi diayat lain menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari mani
(sperma). Para mufassir berpendapat bahwa penciptaan manusia dari mani adalah
penciptaan manusia pada generasi berikutnya.
Manusia
adalah makhluk bidimesional, yaitu makhluk yang tercipta dari dua bahan
penciptaan yang secara hakiki bersifat paradoks. Paradoks mempunyai pengertian
yaitu manusia tercipta dari tanah yang berkedudukan rendah dan ruh yang suci.
Dengan asal muasal penciptaan yang paradoksal. Maka manusia mempunyai dua arah
dan kecendrungan. Kecenderungan tersebut saling tarik menarikapakah manusia
cenderung kepada tanah yang rendah atau ruh yang suci.
Manusia
mempunyai keistimewaan yang tudak diberikan oleh Allah kepada makhluk lain
yaitu akal. Dari kemampuan akal muncullah pertimbangan pertimbangan (hilm)
ketika dihadapkan dengan ukuran baik dan buruk dan hal lainnya. Manusia berbeda
dengan malaikat dan jin, malaikat adalah makhluk yang tidak pernah membangkan
dengan perintah Allah (kebaikan) sedangkan jin adalah makhluk Allah yang sellau
membangkang terhadap perintah Allah (keburukan). Akan tetapi manusia bisa
berkedudukan disalah satu keduanya.
Manusia
sebagai makhluk yang bertuhan mempunyai sayri’at atau rambu-rambu yang
diberikan kepada manusia atas dasar kasih dan cinta tuhamn kepada-Nya.
Menyia-siakan rambu ini berarti menyia-nyiakan kasih tuhan. Pembangkangan
terhadap rambu-rambu larangan tuhan akan mengakibatkan “krisis multidimensi”
seperti yang terjadi pada zaman modern ini yaitu busung lapar, merebaknya
penyakit HIV/AIDS, musibah alam, keditak nyamanan hidup , berbagai bentuk badai
dan lainnya. Hal tersebut sebagai peringatan dari tuhan atas kelalaian
memelihara karunia tuhan dan sekaligus azab yang membinasakan karena melangar
syari’at tuhan.
Dengan kapasitas
yang dimiliki manusia Allah menturuh makhluk lainnya bersujud menghormat
manusia. Mereka bersujud , kecuali iblis. Penolakan ini dikarenakan perasaan iblis merasa memiliki kehebatan
disbanding manusia pengakuan ini terdapat dalam Al-qur’an “khalaqtani min nar khalaqtahi min thin” (engkau menciptakannku dari
api, sementara engkau menciptakannya dari tanah). Kesombonhan dan arogansi
iblis timbul dari perasaan dan keyakinan diri atas superiotitas esensi bahan
ciptaan. Bagi iblis api kelihatan lebih baik dari pada tanah. Akhirnya Allah
mengusir iblis dari syurga. Terusirnya iblis dari syurga dan menjadikannya
sengsara. Iblis meminta izin kepada tuhan untuk balas dendam kepada adam dan
ank cucunya dan iblispun berhasil memperdaya adam sehingga adam di usir kebumi.
Inilah awal
tragedy kemanusiaan yang melanggar perintah Allah. Ketika potensi diri (nafs) itu muncul secara berlebihan akan
mengakibatakan menonjolnya sifat egois . ketika sifat egois munculseseorang
dapat di psatikan tidak memiliki kepedulian terhadap perintah dan larangan
tuhan dan kepada orang lain. Dapat dipahami bahwa tragedy ini bermula dari
pembangkangan. Ini terlihat kontras dari pembangkangan iblis yang mengakibtkan
“tragedy setan” dan pembangkanga adam yang mengakibatkan tragedy “manusia”
Tragedy
selanjutnya terekan dalam sejarah kemanusiaan yang disebut sebagai “peristiwa
berdarah pertama” . peristiwa ini adalah peristiwa pertentangan antara habil
dan qabil dalam perebutan pasangan yang akan dinikahi, karean perebutan
sengketa ini selanjutnya Allah melalui ayah merek yaitu adam untuk
mempersembahkan qurban . ketika keduanya mempersembahkan qurban , qurban
habillah ynag diterima oleh Allah. Melihat kenyataan tersebut qabil merasa iri
dan akhirnya membunuh habil. Qabil adalah symbol pembangkangan yang melahirkan
egoisme.
Tragedy
kemanusiaan besar pernah terjadi dalam sejarah kehidupan manusia . Dominasi dan
hegemoni politik fir’aun mengantarkan dia sebagai pemusnah kemanusiaan. Dia
sebagai raja mesir yang bersifat sombong. Fira’un mendzalimi nabi musa sebagai
utusan Allah dan melecehkan ayat-ayat yang dibawa nabi musa. Dalam QS 10:75 diterangkan
bahwa keengganan fir’aun atas ajakan musa dan harun karena dominasi ego atas
kepercayaan yang mereka kenal, dan kecurigaan terhadap kekuasaan. Fir’aun dan
pengikutnya pun di beri Azab oleh Allah yaitu angina topan, hama belalang,
katak dan bencana darah.
Tragedy
kemnusiaan juga terjadi pada zaman jahiliyah arab. Bangsa jahiliyah arab mryakini konsep bahwa tuhan sebagai ayah,
mengunggulkan jeb=nis kelamin laki-laki dari pada perempuan dan system
patriarkhi. Perlakuan mereka terhadap sesame makhluk sungguh di luar bats
kemanusiaan dan bersebrangan dari nilai-nilai ketuhanan. Mereka tega
melenyapkan nyawa manusia karena hanya adanya sesuatu yang menjadi beban
kabilah.
Wujud
dehumanisasi pada zaman jahiliyah ternyata juga trjadi di abad modern kini. Di
abad modern kini orng tua tega membunuh anaknya (tidak peduli laki-laki maupun
perempuan) karena menanggung malu karena aib perbuatan mereka. Disamping itu
pelecehan terhadap perempuan adalah maraknya pornografi dan porno aksi.
Tragedy
kemanusiaan pada zaman modern ini semakin berakar dikalangan masayarakat. Aksi
teror yang terjadi di berbagai negara dari masa kemasa semakin menjadi-jadi.
Yang lebih mengejutkan lagi mereka membawa nama islam dalam aksi terornya. Tujuan
utama teror adalah menebarkan ketakutan , sementara dalam Al-qur’an mengatakan
bahwa perbuatan teror menggangu masyrakat dan sangat di benci oleh Allah.
Mereka yang melakukan teror sebenarnya telah mengeyahkan keinginan tuhan dan
mengalihkan ketangannya sendiri. Keputusan itu dalah keputusan manusia bukan
keputusan tuhan.
Selain aksi
teror yang melanggar hak asai manusia dan nilai-nilai ketuhanan, juga ada
perdagangan manusia (human trafficking). Trafficking telah menjadi
masalh global dan merambah diberbagi negara. Korban biasaya berasal dari negara
miskin dan berkembang. Pedagang ini biasanya memanfaatkan orang-orang yang
memburuhkan pekerjaan dan tidak mempunyai pengalaman. Rangkaian trafficking
yang dialami oleh korban sejak perekritan hingga pemulangan. Trafficking ini di
sebut sebagai perbudakan modern dan mengakibatkan pembunuhan karakter.
Sementara syari’at islam melarang perbudakan
karena perbudakan mengarah kepada bentuk kedzaliman dan ekspoloitasi
yang dilarng dalam islam. Pedagang manusia ini mengedepankan egonya untuk
kepentingannya sendiri dan mengabaikan kesejahteraan dan masa depan orang lain.
Dala konteks kejiwaan, api akan membakar
jiwa(nafs) yang akhirnya mendorong
manusia untuk menghalalkan berbagai cara untuk mencapai cita-cita. Perusakan
diri dari dalam akan sangat berbahaya karena perlahan tapi pasti dan terkadang
tanpa disadari. “Api” amarah, “api” keserakahan dan “api” kemunafikan akan
mengobarkan ketamakan , keserakahan, dan acuh terhadap orang lain dengan dalil
dan dasar agama yang telah didistorsikan.
Tulisan ini
muncul dari kegelisahan penulis akan berbagai kegelisaha penulis akan berbagai
realitas social terkini yang semakin
bersebrangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan. Ajaran-ajaran
Allah yang telah di tetapkan dalam Al-qur’an dan As-sunnah melalui
symbol-simbol dipahami secara sempit oleh sebagian besar umat islam. Pemahaman
yang demikian mengakibatkan ajaran agama di buat alasan untuk melakukan
aksi-aksi dehumanisasi.
Buku ini mengkaji di bidang sosiologi, sejarah
dan keagamaan. Al-qur’an memberikan alternatife model pemberdayaan yang
mengarah pada transformasi kesadaran dan transformasi sosial. Symbol-simbol
dari ajaran islam yang di sampaikan
Allah melalui pendekatan historis agar membantu manusia dalam meamahami isi dan
spiritnya. Akan tetapi pendekatan historis inilah yang melahirkan berbagai
macam produk pemahaman- pemahaman mengeanai normatiifitas Al-qur’an yang
terkadang dengan penafsiran tersebut melahirkan asumsi-asumsi yang salah yang
pada akhirnya menyimpang dari nilai-niali ketuhaanan dan kemanusiaan
Bahasa dalam
buku ini menggunakan bahasa yng komunikatif sehingga para pembaca dapat
memahami pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Buku ini juga mampu
memberi informasi tragedy-tragedi kemanusiaan dehumanisasi dan melenceng dari
nilai-nilai ketuhanan serta memberikan pemanyadaran kepada pembaca untuk
mengambil hikmah dari tragedy-tragedi tersebut.
Kelemahan
dari buku ini yaitu ayat-ayat dalam Al-qur’an tidak di tulis secara jelas
tetapi hanya ditulis nomor surat dan ayatnya sehingga menyulitkan pembaca untuk
mengetahui nama surat, lafadz, serta artinya. Kutipan dari ayat-ayat Al-qur’an
hanya di jelaskan kesimpulan atau maksud adri ayat tersebut.