Selasa, 24 Mei 2016

opini bahasa arab "pentingnya belajar di pesantren"



اَهمِّيَّةُ التَّعلِيم فىِ المَعهَد
المَعهَدُالإِسلاَ مِيُّ مَكاَنٌ لِيَطْلُبَ العُلُومَ وَيُعطِى فَهمَ الدِّنِيَّةِ الدِّى يُفَضِّلُ قَدرَاُخوَةُالإِسلاَمِيَّةِ وَيَكُونُ لُبَّاالتَّعَالِيم
الاِسلاَمِية وَمَكَانُ التربية والدوع وَالخِدمَةِفىِ كَيفِيفِيَّةِ مُنَاسَبَةِمَجتَمَعٍ وَتَربِيَّةِ بِمَعهَدِالإِسلاَمِييِّ فَضَّلَ بِنَاءَ السَّجِيَّةِالإِجتَمَاعِيَّةِ وَلَومَايُخَطِّطُ بَيَّنًا
تَنشُرُ تَربِيَّةُ المَعهَدِالإِسلاَمِيِّ حَيَاةً مُستَقبِلَةً لِلطُلاَّبِ مُسَا1وِيًّالِحَيَاةٍوَعَلاَمَةِ الخَصَّةِ وَحَالَةِكُلَّ وَاحِدٍمِنهَا.غَيرُذلِكَ بِنَاءٌلِيُحَصِّنُ تَدَهوَرَالأَخلاَقَ وَالأَخلاَقِ السَّيِّئَةِالَّتِى تُثبِتُ بِتَنفِيدِالطُّلاَبِ وَابتُدَالُ مُنذُالصَّغِيرِباِلأَعمَالِ المُختَلِفَةِ الَّتِى تُصدِفُ ضَغطَ كَونِ النَّاسِ الصَّالِحِ وَالنَّبشيلِ حَتَّى يَعتَقِدَالمُجتَمَعُ اَنَّ المَعهَدَالإِسلاَمشيَّ اَحسَنُ اَمكِنَةٍ لِيَطلُبَ الوَلَدُالعِلمَ وَيَتضخَلَّقَ السَّبَابُ بِاَخلاَقِ الكَرِيمَةِوَيَكُونُ السَّبَابُ نَافِعًالِلمُجتَمَعش كَمَاقَالَ فِى الحَدِيثِ: خَيرٌالنَّاسِ اَنفَعُهُم لِلنَّاسِ .
تُرْجَى التَرْبِيَّةُ الاِسْلاَمِيَّةُ اَنْ يَكُوْنَ مَبْدَئَةً لِحَيَاةِ الوَطَنِيَةِ لِاَنَّهَا يَطْبَعُ النَّاسَ لِيَسْتَعِدَّ نَفْسَهُ لِاَنَّ يَكُوْنَ النَّاسَ الَّذِي يُفَضِّلُ الجَودَةَ مِنَ الكَمِّيَّةُ بِـتَزْوِيْدِ التَّعَالِيْمِ الدِّنِيَّةِ
اَلْمَعْهَدُ الْاِسْلاَمِيُّ لَهُ عَلاَمَةٌ خُصُوصِيَّةٌ مِنْهَا تُنْظَرُ الْحَيَاةُ عِبَادَةً تُنَفَّدُ فِيْهِ التَّعَالِيْمِ الْكُتُبِيَّةُ بِالاِسْتِرَارِ تُجْعَلُ فِيْهِ بَيْنَ الطُّلاَّبِ مُصَابَحَةٌ قَوِيَّةٌ الَّتِي تُسَمَّى بِاُخْوَةِ الْاِسْلاَمِيَّةِ تُمَارَسُ فِيْهِ الْعُبُوْدِيَّةُ وَسَنُّ سُنَنَ الْاَنْبِيَاءِ وَالْعُلَمَاءِ
لِذَالِكَ التَّرْبِيَّةُ فِيْهِ مُهِمَّةٌ فِي الحَيَاةِ لاَسِيَّمَا الحَيَاةُ الحُرِّيَّةُ فِي زَمَانِ العَصْرِيِّ لاَ تَدْفَعُ وَتَحْتَاجُ اَيْضًا تَرْبِيَّةً طَبِعِيَّةً الّتِي تَنْفَعُ لِبِنَاءِ طَبِيْعَةِ الطُّلاَّبِ.

بقلم :لِفَةِالنَّدى

Rabu, 18 Mei 2016

Menag Lantik Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Kamis, 12 Mei 2016 17:01:08 WIB
Jakarta (Pinmas) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melantik tiga pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), yakni dua rektor Universitas Islam Negeri (UIN) dan satu Ketua Sekolah Tinggi Islam Negeri (STAIN). Pelantikan dilakukan di operation room Kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4, Jakarta, Kamis (12/5).
Sesuai Keputusan Menteri Agama RI Nomor: B.II/308205,08206 dan 08207, Menag melantik; Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta masa jabatan tahun 2016-2020; Prof. Dr. H. Muhammad Sirozi, Ph.D. sebagai Rektor UIN Raden Fatah Palembang masa jabatan tahun 2016-2020, dan ; Dr. Rahmat Hidayat, M.Ag., sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup masa jabatan tahun 2016-2020.
Dalam amanahnya, Menag menyampaikan agar para rektor dan ketua PTKN di lingkungan Kementerian Agama wajib memiliki komitmen dan berupaya menjaga otonomi perguruan tinggi, memberdayakan peran Senat Universitas, Institut dan Sekolah Tinggi, serta membina iklim kampus yang berkeadaban.
“Saya ingin menggarisbawahi bahwa otonomi perguruan tinggi di tanah air bukanlah bersifat absolut, tetapi otonomi yang terukur serta dalam koridor hukum perundang-undangan. (humas)
http://uin-suka.ac.id/id/berita/detail/1202/menag-lantik-rektor-uin-sunan-kalijaga-yogyakarta

Rabu, 27 April 2016

berbagi ilmu

TUGAS INDUVIDU
RESENSI BUKU
DIAJUKAN KEPADA: BAPAK IBI SATIBI, S. Ag, M. Ag
OLEH :LIFATIN NADA (15830049)
MAHASISWA KEUANGAN SYARIAH B 2015 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SUNAN KALI JAGA
TRAGEDI KEMANUSIAAN YANG BERSEBRANGAN DENGAN NILAI KETUHANAN



Judul               : Mencoreng Wajah Tuhan
Pengarang       : Suwito Ns
Tebal               : 216 halaman
Penerbit           : STAIN Puurwokerto Press
Tempat terbit   : Purwokerto
Tahun terbit     : 2005
Cetakan           : pertama
            Oleh karena objek pembahasan dalam buku ini adalah manusia maka yang pertama dibahasa dalam buku ini adalah awal penciptaan manusia dan hakikat manusia itu sendiri. Menurut Sartre manusia adalah makhlul yang unik dalam arti bahwa manusia memiliki kehebatan di banding makhluk lain dan Manusia adalah makhluk yang eksitensinya mendahului esensinya. Dalam islam manusia adalah makhluk ciptaan tuha ynag paling sempurna yang berperan sebagai wakil tuhan di bumi (khalifah fil ardh). Ketika berbicara tentang penciptaan manusia, Al-qur’an menyebutkan bahwa mnusia diciptakan dari tanah akan tetapi diayat lain menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari mani (sperma). Para mufassir berpendapat bahwa penciptaan manusia dari mani adalah penciptaan manusia pada generasi berikutnya.
            Manusia adalah makhluk bidimesional, yaitu makhluk yang tercipta dari dua bahan penciptaan yang secara hakiki bersifat paradoks. Paradoks mempunyai pengertian yaitu manusia tercipta dari tanah yang berkedudukan rendah dan ruh yang suci. Dengan asal muasal penciptaan yang paradoksal. Maka manusia mempunyai dua arah dan kecendrungan. Kecenderungan tersebut saling tarik menarikapakah manusia cenderung kepada tanah yang rendah atau ruh yang suci.
            Manusia mempunyai keistimewaan yang tudak diberikan oleh Allah kepada makhluk lain yaitu akal. Dari kemampuan akal muncullah pertimbangan pertimbangan (hilm) ketika dihadapkan dengan ukuran baik dan buruk dan hal lainnya. Manusia berbeda dengan malaikat dan jin, malaikat adalah makhluk yang tidak pernah membangkan dengan perintah Allah (kebaikan) sedangkan jin adalah makhluk Allah yang sellau membangkang terhadap perintah Allah (keburukan). Akan tetapi manusia bisa berkedudukan disalah satu keduanya.
            Manusia sebagai makhluk yang bertuhan mempunyai sayri’at atau rambu-rambu yang diberikan kepada manusia atas dasar kasih dan cinta tuhamn kepada-Nya. Menyia-siakan rambu ini berarti menyia-nyiakan kasih tuhan. Pembangkangan terhadap rambu-rambu larangan tuhan akan mengakibatkan “krisis multidimensi” seperti yang terjadi pada zaman modern ini yaitu busung lapar, merebaknya penyakit HIV/AIDS, musibah alam, keditak nyamanan hidup , berbagai bentuk badai dan lainnya. Hal tersebut sebagai peringatan dari tuhan atas kelalaian memelihara karunia tuhan dan sekaligus azab yang membinasakan karena melangar syari’at tuhan.
Dengan kapasitas yang dimiliki manusia Allah menturuh makhluk lainnya bersujud menghormat manusia. Mereka bersujud , kecuali iblis. Penolakan ini dikarenakan  perasaan iblis merasa memiliki kehebatan disbanding manusia pengakuan ini terdapat dalam Al-qur’an “khalaqtani min nar khalaqtahi min thin” (engkau menciptakannku dari api, sementara engkau menciptakannya dari tanah). Kesombonhan dan arogansi iblis timbul dari perasaan dan keyakinan diri atas superiotitas esensi bahan ciptaan. Bagi iblis api kelihatan lebih baik dari pada tanah. Akhirnya Allah mengusir iblis dari syurga. Terusirnya iblis dari syurga dan menjadikannya sengsara. Iblis meminta izin kepada tuhan untuk balas dendam kepada adam dan ank cucunya dan iblispun berhasil memperdaya adam  sehingga adam di usir kebumi.
Inilah awal tragedy kemanusiaan yang melanggar perintah Allah. Ketika potensi diri (nafs) itu muncul secara berlebihan akan mengakibatakan menonjolnya sifat egois . ketika sifat egois munculseseorang dapat di psatikan tidak memiliki kepedulian terhadap perintah dan larangan tuhan dan kepada orang lain. Dapat dipahami bahwa tragedy ini bermula dari pembangkangan. Ini terlihat kontras dari pembangkangan iblis yang mengakibtkan “tragedy setan” dan pembangkanga adam yang mengakibatkan tragedy “manusia”
Tragedy selanjutnya terekan dalam sejarah kemanusiaan yang disebut sebagai “peristiwa berdarah pertama” . peristiwa ini adalah peristiwa pertentangan antara habil dan qabil dalam perebutan pasangan yang akan dinikahi, karean perebutan sengketa ini selanjutnya Allah melalui ayah merek yaitu adam untuk mempersembahkan qurban . ketika keduanya mempersembahkan qurban , qurban habillah ynag diterima oleh Allah. Melihat kenyataan tersebut qabil merasa iri dan akhirnya membunuh habil. Qabil adalah symbol pembangkangan yang melahirkan egoisme.
Tragedy kemanusiaan besar pernah terjadi dalam sejarah kehidupan manusia . Dominasi dan hegemoni politik fir’aun mengantarkan dia sebagai pemusnah kemanusiaan. Dia sebagai raja mesir yang bersifat sombong. Fira’un mendzalimi nabi musa sebagai utusan Allah dan melecehkan ayat-ayat yang dibawa nabi musa. Dalam QS 10:75 diterangkan bahwa keengganan fir’aun atas ajakan musa dan harun karena dominasi ego atas kepercayaan yang mereka kenal, dan kecurigaan terhadap kekuasaan. Fir’aun dan pengikutnya pun di beri Azab oleh Allah yaitu angina topan, hama belalang, katak dan bencana darah.
Tragedy kemnusiaan juga terjadi pada zaman jahiliyah arab. Bangsa jahiliyah arab  mryakini konsep bahwa tuhan sebagai ayah, mengunggulkan jeb=nis kelamin laki-laki dari pada perempuan dan system patriarkhi. Perlakuan mereka terhadap sesame makhluk sungguh di luar bats kemanusiaan dan bersebrangan dari nilai-nilai ketuhanan. Mereka tega melenyapkan nyawa manusia karena hanya adanya sesuatu yang menjadi beban kabilah.
Wujud dehumanisasi pada zaman jahiliyah ternyata juga trjadi di abad modern kini. Di abad modern kini orng tua tega membunuh anaknya (tidak peduli laki-laki maupun perempuan) karena menanggung malu karena aib perbuatan mereka. Disamping itu pelecehan terhadap perempuan adalah maraknya pornografi dan porno aksi.
Tragedy kemanusiaan pada zaman modern ini semakin berakar dikalangan masayarakat. Aksi teror yang terjadi di berbagai negara dari masa kemasa semakin menjadi-jadi. Yang lebih mengejutkan lagi mereka membawa nama islam dalam aksi terornya. Tujuan utama teror adalah menebarkan ketakutan , sementara dalam Al-qur’an mengatakan bahwa perbuatan teror menggangu masyrakat dan sangat di benci oleh Allah. Mereka yang melakukan teror sebenarnya telah mengeyahkan keinginan tuhan dan mengalihkan ketangannya sendiri. Keputusan itu dalah keputusan manusia bukan keputusan tuhan.
Selain aksi teror yang melanggar hak asai manusia dan nilai-nilai ketuhanan, juga ada perdagangan manusia (human trafficking). Trafficking telah menjadi masalh global dan merambah diberbagi negara. Korban biasaya berasal dari negara miskin dan berkembang. Pedagang ini biasanya memanfaatkan orang-orang yang memburuhkan pekerjaan dan tidak mempunyai pengalaman. Rangkaian trafficking yang dialami oleh korban sejak perekritan hingga pemulangan. Trafficking ini di sebut sebagai perbudakan modern dan mengakibatkan pembunuhan karakter. Sementara syari’at islam melarang perbudakan  karena perbudakan mengarah kepada bentuk kedzaliman dan ekspoloitasi yang dilarng dalam islam. Pedagang manusia ini mengedepankan egonya untuk kepentingannya sendiri dan mengabaikan kesejahteraan dan masa depan orang lain.
Dala konteks kejiwaan, api akan membakar jiwa(nafs) yang akhirnya mendorong manusia untuk menghalalkan berbagai cara untuk mencapai cita-cita. Perusakan diri dari dalam akan sangat berbahaya karena perlahan tapi pasti dan terkadang tanpa disadari. “Api” amarah, “api” keserakahan dan “api” kemunafikan akan mengobarkan ketamakan , keserakahan, dan acuh terhadap orang lain dengan dalil dan dasar agama yang telah didistorsikan.
Tulisan ini muncul dari kegelisahan penulis akan berbagai kegelisaha penulis akan berbagai realitas social terkini yang semakin  bersebrangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan. Ajaran-ajaran Allah yang telah di tetapkan dalam Al-qur’an dan As-sunnah melalui symbol-simbol dipahami secara sempit oleh sebagian besar umat islam. Pemahaman yang demikian mengakibatkan ajaran agama di buat alasan untuk melakukan aksi-aksi dehumanisasi.
             Buku ini mengkaji di bidang sosiologi, sejarah dan keagamaan. Al-qur’an memberikan alternatife model pemberdayaan yang mengarah pada transformasi kesadaran dan transformasi sosial. Symbol-simbol dari ajaran islam yang di  sampaikan Allah melalui pendekatan historis agar membantu manusia dalam meamahami isi dan spiritnya. Akan tetapi pendekatan historis inilah yang melahirkan berbagai macam produk pemahaman- pemahaman mengeanai normatiifitas Al-qur’an yang terkadang dengan penafsiran tersebut melahirkan asumsi-asumsi yang salah yang pada akhirnya menyimpang dari nilai-niali ketuhaanan dan kemanusiaan
Bahasa dalam buku ini menggunakan bahasa yng komunikatif sehingga para pembaca dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Buku ini juga mampu memberi informasi tragedy-tragedi kemanusiaan dehumanisasi dan melenceng dari nilai-nilai ketuhanan serta memberikan pemanyadaran kepada pembaca untuk mengambil hikmah dari tragedy-tragedi tersebut.
            Kelemahan dari buku ini yaitu ayat-ayat dalam Al-qur’an tidak di tulis secara jelas tetapi hanya ditulis nomor surat dan ayatnya sehingga menyulitkan pembaca untuk mengetahui nama surat, lafadz, serta artinya. Kutipan dari ayat-ayat Al-qur’an hanya di jelaskan kesimpulan atau maksud adri ayat tersebut.


                      


Rabu, 23 Maret 2016

Jumat, 26 Februari 2016 14:07:09 WIBDilihat : 17.974 kali
Oleh : Prof. Dr. Susiknan Azhari
Dalam berbagai literatur studi Islam, Gerhana Matahari biasa diistilahkan dengan “kusuf” dan Gerhana Bulan dengan istilah “khusuf”. Sementara itu Al-Biruni dalam Al-Qanun al-Mas’udi menggunakan istilah kusuf untuk keduanya (Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan).
Sepanjang penelusuran penulis ditemukan hampir semua kitab fikih membahas Gerhana Matahari. Hal ini menunjukkan perhatian para ulama sangat besar terhadap peristiwa Gerhana Matahari. Pada umumnya pembahasan meliputi pelaksanaan salat gerhana beserta tekniknya yang bersumber dari berbagai hadis, diantaranya dari Aisyah dan Ibn Abbas sebagaimana dikutip dalam “Al-Mabsuth” karya Syamsuddin as-Sarkhasy. Para ulama berbeda pendapat tentang status salat gerhana. Jumhur ulama berpendapat bahwa salat gerhana hukumnya sunah muakad, sedangkan Imamiyah berpendapat salat gerhana hukumnya fardlu ‘ain.
Tulisan singkat ini hadir dalam rangka mereview karya yang telah ditulis sebelumnya untuk melihat perkembangan studi Gerhana Matahari di dunia Islam. Karya-karya dimaksud antara lain :
  1. Ilm al-Falak karya Muhammad Ridla Madur (1970). Buku ini terdiri enam belas bab yang menguraikan dasar-dasar astronomi Islam. Pada bab lima belas ditemukan pembahasan tentang Gerhana Matahari meliputi cara mengetahui terjadinya Gerhana Matahari dengan menggunakan berbagai rumus disertai latihan soal.
  2. Gerhana Manifestasi Kekuasaan Allah ditulis oleh Basit Wahid dan dimuat dalam Majalah Suara Muhammadiyah (1997). Menurutnya peristiwa gerhana dapat dihitung dengan tepat berdasarkan hasil perhitungan hisab (astronomi) baik yang sudah terjadi ratusan tahun yang lalu maupun yang akan terjadi ratusan tahun kemudian. Fenomena gerhana dapat juga dijadikan uji sahih hisab awal bulan kamariah. Sebab Gerhana Matahari selalu terjadi pada waktu ijtimak (konjungsi). Selain itu Gerhana Matahari merupakan manifestasi kebesaran Allah dalam alam semesta. Oleh karena itu ketika terjadi gerhana hendaklah umat Islam memperbanyak do’a, melaksanakan salat, memperbanyak sedekah, dan mengerjakan segala amal yang baik.
  3. Rasulullah Hanya Sekali Salat Gerhana Matahari (Terjadi saat gerhana matahari cincin 632 M) ditulis oleh T. Djamaluddin dan dimuat dalam harian Pikiran Rakyat (1998). Artikel ini ditulis dalam rangka menjelaskan peristiwa Gerhana matahari Cincin 22 Agustus 1998 yang melewati sebagian wilayah Indonesia dengan mengkaitkan peristiwa Gerhana Matahari pada zaman nabi saw. Menurutnya sejak nabi saw diangkat menjadi rasulullah sampai meninggal hanya ada lima kali peristiwa Gerhana Matahari di Mekah dan Madinah. Empat Gerhana Matahari terjadi di Mekah dan sekali di Madinah. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa rasulullah hanya sekali melaksanakan Salat Gerhana Matahari Cincin pada tanggal 30 Januari 632.
  4. Al-Kusuf wa al-Khusuf karya Ahmad Basam Hatim (1999). Pada bagian awal dijelaskan konsep dasar astronomi Islam (universal time, ephemeris time, perigee, apogee, perihelion, aphelion, ascending node, descending node, umbra, penumbra). Menurut data yang terkumpul sejak tahun 1901 sampai 2000 telah terjadi Gerhana Matahari Total sebanyak 71 kali dan pada tahun 2001 sampai 2100 akan terjadi Gerhana Matahari Total sebanya 69 kali. Pada bagian akhir ditampilkan berbagai foto Gerhana Matahari Total yang terjadi pada 21 September 1922, 19 Juni 1936, 22 September 1968, 30 Juni 1973, dan 21 Oktober 1977.
  5. Ilm al-Falak al-‘Am karya Mustafa Mahmud dan Mirfat Sayyid Awad (2000/1420). Buku ini terdiri sebelas bab yang menjelaskan persoalan astronomi Islam meliputi sejarah perkembangan ilmu falak, kalender Islam, arah kiblat, dan gerhana. Pada sub bagian Gerhana Matahari hanya menjelaskan pengertian dan syarat-syarat terjadinya Gerhana Matahari.
  6. Al-Qanun al-Mas’udi karya Abu Raihan Muhammad bin Ahmad al-Biruni (w. 440 H). Karya ini ditahqiq oleh Abdul Karim Syami al-Jundi dan diterbitkan pada tahun 2002/1422 sebanyak tiga jilid. Pada jilid kedua ditemukan pembahasan tentang Gerhana Matahari meliputi syarat-syarat terjadinya gerhana dan macam-macamnya.
  7. Al-Mawsu’ah al-Falakiyah karya Ibrahim Hilmi al-Ghury (2008/1429). Buku ini merupakan ensiklopedi tematis tentang astronomi Islam. Salah satu tema yang dibahas adalah Matahari – sub tema menjelaskan persoalan Gerhana Matahari meliputi aneka macam Gerhana Matahari dan syarat-syarat terjadinya Gerhana Matahari Total (GMT).
  8. Al-Kusuf wa al-Khusuf ditulis oleh Zainul Abidin Mutawalli (2009/1430). Buku ini menjelaskan perlbagai peristiwa gerhana, durasi gerhana, dan lokasi yang dilintasi. Pada tahun 2008 sampai 2010 terjadi tiga Gerhana Matahari Total, yaitu 1 Agustus 2008 (jalur GMT adalah Amerika Utara, Eropa, Asia, Mongolia, dan Cina), 23 Juli 2009 (jalur GMT adalah Asia Timur, Cina, Nepal, Lautan Pasifik), dan 11 Juli 2010 (jalur GMT adalah Amerika, Chili, dan Argentina).
  9. Mabadi’ Ilm al-Falak al-Hadis karya Abdul Aziz Bakri Ahmad (2010/1431). Buku ini sangat lengkap membicarakan persoalan astronomi Islam terdiri tujuh belas bab. Untuk memudahkan pemahaman masing-masing bab disertakan soal latihan. Khusus pada bab kesembilan dijelaskan persoalan Gerhana Matahari meliputi aneka macam gerhana, durasi, dan tahapan gerhana. Pada bab ini juga dibahas fenomena Gerhana Matahari Total yang terjadi pada tanggal 29 Maret 2006 dan cara mengambil gambar pada saat terjadi gerhana.
  10. Mausu’ah al-Aflak wa al-Auqat karya Abu Aiman Khalil Ahmad Abdul Latif (2010/1431). Buku ini merupakan ensiklopedi astronomi Islam yang membahas tentang dasar-dasar astronomi, arah kiblat, awal waktu salat, kalender, perbandingan tarikh, dan gerhana. Pada sub bagian Gerhana Matahari hanya menjelaskan pengertian dan bentuk. Pada bagian akhir ada beberapa lampiran, seperti glosari, proses perhitungan arah kiblat, awal waktu salat dengan menggunakan markaz kota New Delhi, time zone, dan data geografis kota-kota seluruh dunia (lima benua) beserta arah kiblat.
  11. Menjejak Keunikan Gerhana Matahari karya Kassim Bahali (2015). Buku ini menerangkan pengalaman penulis dalam melakukan ekspedisi pengamatan Gerhana Matahari Total di berbagai negara yang sangat inspiratif ditulis menggunakan gaya bahasa yang mudah dan ringkas dilengkapi pelbagai foto yang sangat menarik dan menakjubkan.
Selain karya-karya di atas juga ditemukan penelitian tentang gerhana yang dilakukan oleh Muh. Rasywan Syarif dengan judul “Fiqh Astronomi Gerhana Matahari (2012)”. Selanjutnya perlu diketahui, Syekh Arsyad al-Banjari juga pernah menulis buku tentang gerhana sebagaimana ditunjukkan oleh Abu Daudi (salah seorang keturunan Syekh Arsyad) ketika penulis berkunjung ke kediamannya. Menurutnya karya Syekh Arsyad tersebut belum ada yang mengkaji atau menjadikan objek penelitian karena masih berupa manuskrip.
Dari sekian buku dan artikel yang dijelaskan di atas tampak persoalan gerhana menjadi objek kajian yang menarik bahkan secara tidak langsung telah terjadi proses integrasi-interkoneksi. Lebih dari itu kajian terhadap fenomena gerhana akan menyadarkan manusia akan kebesaran Sang Maha Pencipta. Peristiwa gerhana juga dapat dijadikan momentum untuk memperbaiki data hisab. Oleh karena itu peristiwa Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 bertepatan dengan tanggal 29 Jumadilawal 1437 H yang sangat langka ini akan melintasi wilayah Indonesia (Palembang, Bangka, Belitung, Sampit, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Poso, Luwak, Ternate, dan Halmahera) tidak boleh terlewatkan begitu saja. Saatnya umat Islam bergandengan melakukan pengamatan, gerakan nasional Salat Gerhana Matahari, berzikir, memperbanyak sedekah, dan amal salih.
Wa Allahu A’lam bi as-Sawab.
http://uin-suka.ac.id/id/kolom/detail/43/gerhana-matahari-dalam-khazanah-islam